News

Slifa, Siap Temani Para Sopir Agar Terhindar Dari Kecelakaan

Kabar6-Datang jauh-jauh dari Jakarta, Wakil Dekan Inovasi dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik UMB, Hadi Pranoto memperkenalkan alat barunya ke Kota Serang, Provinsi Banten, Jumat (6/3/2020).

Sebuah alat pengatur kecepatan kendaraan, yang diyakini mampu menekan angka kecalakaan di jalan raya akibat yang ditimbulkan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya dan diberi nama Slifa.

Selain menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, Slifa juga banyak memberikan kemudah kepada siapapun yang menggunakannya.

Seperti untuk mengetahui kejadian awal sebelum terjadinya kecelakaan, berdasarkan rekaman vidio yang tersimpan pada sebuah server yang terkoneksi dengan alat yang digunakan didalam mobil apabila dibutuhkan nantinya untuk keperluan investigasi.

Menurutnya, inspirasinya itu terlahir dari kejadian-kejadian kecelakaan lalunlintas di jalan raya yang tidak sedikit jumlahnya, dan telah banyak memakan korban jiwa.

Dijelaskan Hadi, cara kerja alat tersebut cukup sederhana yaitu menginstal alat ke dalam mobil yang kemudian dihubungkan dengan elektronik kendaraan.
“Cara kerjanya sederhana, jadi kalau ketka di jalan sopir ngantuk, alat ini kan dilengkapi sensor kamera yang berguna dalam merespon sopir yang ngantuk. Jadi kalau matanya sopir menutup selama tiga detik, nanti sensor akan mengirim perintah ke dalam mesin yang secara otomatis akan mengurangi laju kecepatan kendaraan. Dan itu juga memperingatkan sopir,” jelasnya.

“Alat ini juga tidak akan merusak mesin. Jadi kalau kondisi yang saya sebutkan itu terjadi. Untuk menetralkan sistem itu tinggal injak gas atau kedipkan lampu high beam atau lampu dim atau lampu jauh satu kali maka akan normal lagi kecepatannya,” sambungnya.

Lebih lanjut, Hadi mengaku, alat ini lebih diperuntukan untuk kendaraan angkutan massal dan truk.

“Ini lebih fokus buat bus, bahkan sudah dipakai kendaraan milik PT. Pertamina. Dan ke depannya akan digunakan juga untuk kendaraan biasa. Dan sekarang kita lagi mau dapat tantangan salah satu perusahaan bus di Jakarta (trans Jakarta),” ujarnya.

Meski sudah dipakai oleh beberapa perusahaan, Hadi mengaku, saat ini tim masih melakukan pengembangan Slifa. Ke depan, dirinya berharap, alat tersebut dapat berfungsi sebagai black box seperti layaknya pesawat terbang.

“Nanti kaya blakc box (kotak hitam). Jadi kalau terjadi kecelakaan, alat ini akan merekam juga percakapan sopir sebelum terjadinya kecelakaan. Bahkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendanai langsung pengembangan alat ini. Selain itu juga Slifa sendiri telah memiliki hak paten pada 2018 lalu,” ujarnya.

Terkait harga jual Slifa, Hadi mengaku, lantaran produksinya masih terbatas alat ini dijual seharga Rp10 juta. Namun, dirinya juga tidak menampik jika ke depan akan diproduksi secara massal.

“Tergantung kalau ada investor bisa jadi produksi massal, dari harganya Rp10 juta bisa Rp1,5 juta. Dan itu bisa saja. Tapi untuk saat ini kita masih produksi sendiri di kampus, selain itu juga sosialisasi ke perusahan bus atau truk. Ke depan kita harapanya alat ini juga bisa dilirik oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kepolisian,” katanya.

Praktisi IT dan Dosesn Sistem Informatikan Fakultas Komputer UMB, Abdi Wahab, Slifa sendiri didukung oleh sistem yang terintegrasi dengan android yang terhubung ke depalam server.

“Jadi bisa mobile. Karena Slifa ini juga dilengkapi alat pelacak atau GPS. Misalkan pemilik bus ingin melihat lokasi kendaraan, tinggal lihat di layar handphone. Dari layar ini juga ketahuan berapa kecepatan mobil dan posisi mobil. Intinya perusahaan bisa mngontrol anak buahnya yang sedang berkendara agar tidak berlebihan,” kata Abdi.

Saat ditanya kendala sinyal, Abdi mengaku, Slifa senri mempunyai slot kartu SIM sehingga memudahkan mengirim data.

“Kita ada slot SIM bisa pakai kartu Telkomsel karena sinyalnya kuat. Dan jangan kahwatir kalau di daerah terpencil juga masih bisa memantau kendaraan. Dan data yang dikirim akan dikumpulkan dalam server di kampus,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *